7 Dampak Buruk VPN Gratisan dan Trik "Oprek DNS" Agar Netizen Tetap Nyaman Berselancar di Media Sosial
Dampak Buruk VPN - Dalam rangka menjaga negara agar tetap kondusif terhadap aksi 22 Mei di Jakarta, Pemerintah melalui Kominfo menerapkan pembatasan beberapa fungsi media sosial dan WhatsApp untuk menekan penyebaran hoaks. Akibatnya, banyak netizen yang tak nyaman berselancar di dunia maya dan beralih menggunakan VPN.
Pengertian VPN
Virtual Private Number atau yang lebih akrab disebut VPN memang merupakan suatu koneksi antara satu jaringan dengan jaringan lainnya secara pribadi (private) melalui jaringan publik (internet).
Berikut penjelasan makna dari masing-masing kata pada Virtual Private Network:
Dalam pengaplikasiannya di sebuah sistem, VPN terbagi menjadi dua yaitu ada Versi Gratis dan Versi Berbayar. Untuk versi Berbayar biasanya memiliki tingkat security yang lebih ketat agar data seseorang tidak mudah bocor. Namun bagi yang menggunakan versi Gratisan, inilah yang dirasa rentan terjadinya kebocoran data dan informasi pribadi.
Baca juga: Iphone terbaru HANGUS Terbakar saat di Charge sambil Tiduran
7 Dampak Buruk VPN Gratisan
Dilansir dari laman Jalantikus.com bahwa VPN Gratisan sangat rentan dalam penggunaannya bagi netizen untuk melakukan transaksi elektronik. Tidak sedikit kita mendengar kabar bahwa ada yang merasa janggal terhadap smartphonenya setelah menggunakan VPN.
Berikut akan kami ulas mengenai 7 Dampak Buruk VPN Gratisan.
1. Penjualan Data
VPN gratis memiliki resiko yang sangat fatal bagi netizen yaitu adanya kemungkinan penjual data secara ilegal di dunia maya. Tentu ini yang sangat kita takuti, karena kita ingin menjaga kerahasiaan data kita dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Namun, untuk pengguna VPN berbayar rasanya nggak perlu khawatir. Pasalnya, penyedia layanan ini umumnya memiliki aturan lebih ketat dibanding pengguna VPN gratis.
2. Penggunaan IP Sebagai Network Endpoint
Saat menggunakan VPN, mungkin netizen akan merasakan internet menjadi agak lambat?
Hal ini bukanlah menjadi sesuatu yang berbahaya di VPN gratis, namun ini sangat membuat netizen tidak nyaman terhadap layanan internet yang sedang ia gunakan.
Hal ini terjadi karena para penyedia layanan ternyata membatasi besaran data yang bisa anda gunakan saat tersambung dengan jaringan mereka melalui aplikasinya.
Ada pula pembatasan bandwith internet diduga digunakan untuk memakai IP address komputer atau PC anda sebagai Network Endpoint.
Network Endpoint sendiri dapat dikatakan sebagai penjualan bandwith.
Di mana penyedia layanan bakal memindahkan bandwith lebih besar khususnya untuk pengguna yang dianggap lebih menguntungkan.
Dibanding dengan internet yang lemot, Network Endpoint ini justru lebih merugikan bagi netizen.
3. Resiko Serangan Hacker
Dalam penggunaan VPN akses bebas akan terjadi pada komputer Anda untuk bisa menjangkau komputer lain. Nah disaat itulah sistem kemanan VPN gratis akan mudah disusupi oleh Hacker.
Hacker yang berada di jalur tengah komunikasi Anda akan mudah untuk membaca, membajak, mencuri, hingga menyusupi malware di perangkat Anda.
4. Kebocoran Data dan Alamat IP
Kebocoran data dan alamat IP memang menjadi isu yang paling krusial saat anda menggunakan layanan VPN gratis.
Bahkan, studi CSIRO menyatakan bahwa sekitar 84% VPN gratis membuka IPv6 pengguna secara gamblang.
Bukan hanya itu, 60% di antaranya pula membocorkan permintaan DNS, sehingga membuat histori penjelajahan dan lokasi browser terbuka.
Tentu sudah jelas apa akibatnya, kan? Ya, serangan malware dan hacker bakal jadi ancaman.
Baca juga: Temukan Solusi Untuk Kerusakan Iphone Kesayangan Anda Disini
5. Serangan Adware
Bukan hanya Hacker yang mudah menyusup ke perangkat Anda saat menggunakan VPN gratis, Adware (layanan iklan) juga akan membuat perangkat Anda seolah tidak nyaman untuk digunakan.
Banyaknya iklan yang muncul akan membuat perangkat Anda menjadi lambat dan sering diarahkan pada situs-situs yang berbahaya.
Para pemilik aplikasi VPN gratis ini biasanya menggunakan pihak ketiga sebagai jembatan dalam aplikasinya untuk mengarahkan metizen ke situs berbahaya ataupun menampilkan adware yang tidak wajar.
6. Terkontaminasi Malware Berbahaya
Selain adware, isu keamanan akan kontaminasi malware juga banyak dibahas kalangan pengguna VPN gratis.
Menurut studi yang sama, setidaknya ada beberapa penyedia VPN gratis yang disinyalir terkontaminasi malware, seperti Betternet, SuperVPN, dan CrossVPN.
Malware yang menyusup pun umumnya berupa iklan. Hal ini memang menjadi salah satu jalan keluar dari penyedia VPN gratis, di mana dia bisa menghasilkan uang di samping lewat langganan.
Dikarenakan bahaya risiko malware ini, sangat disarankan untuk tidak menggunakan VPN saat mengakses layanan perbankan, seperti internet dan mobile banking.
7. Lacak Aktivitas Online
Masih melansir dari studi VPNMentor, setidaknya ada 72% VPN gratis yang rupanya memasang tracker untuk melacak aktivitas pengguna dan kemungkinan dibagikan pada pihak ketiga.
Ketika data-data tersebut selesai dikumpulkan, data aktivitas diberikan ke pengiklan untuk memasang iklan tertarget kepada pengguna.
Trik Agar Netizen Tetap Nyaman Berselancar di Media Sosial
Agar informasi ini berimbang, Kampung Rumasa memberikan solusi bagi netizen yang ingin tetap merasa nyaman berselancar di dunia maya dan media sosial tanpa harus takut menglami kebocoran data dan retasan dari Hacker.
Sekarang kita akan belajar memahami sisi pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap layanan Whatsapp dan media sosial lainnya. Bahwa yang terjadi saat ini adalah melambatnya transaksi digital di Whatsapp untuk mengunduh dan mengirim gambar, video, suara, ataupun lainnya.
Dengan menggunakan VPN gratis tentu kita sudah tahu 7 dampak buruknya. Untuk itu, Anda harus mencoba menggunakan penyedia DNS resolver publik. DNS alias Doman Name System adalah "buku telepon" internet yang bertugas menerjemahkan alamat URL menjadi alamat IP.
Tujuannya agar perangkat pengguna bisa tersambung ke server situs tujuan. Misalnya, alamat web www.google.com diterjemahkan menjadi alamat IP 172.217.6.238.
Penyedia layanan internet biasanya memiliki DNS sendiri yang bisa "menyensor" alamat situs-situs tertentu, misalnya yang diperintahkan untuk diblokir di sebuah negara. Namun, pengguna internet juga bisa menggunakan DNS lain di luar yang disediakan secara default.
Selain bisa mengakses situs atau layanan yang diblokir, penggunaan DNS alternatif ini juga dapat mengatasi pembatasan fungsi WhatsApp dan media sosial yang diterapkan di Indonesia.
Cara menggunakan DNS publik di Android
Para pengguna Android bisa memilih untuk menggunakan DNS publik secara langsung dari perangkat, tak perlu aplikasi tambahan.
Syaratnya, gadget yang bersangkutan mesti menjalankan Android 9.0 Pie lantaran di versi terbaru itulah Google sudah menerapkan fitur "Private DNS" untuk memilih DNS sendiri.
Cukup buka menu Settings > Network & Internet > Advanced > Private DNS. Atau cari saja kata kunci "Private DNS" lewat kolom search di menu Settings.
Selanjutnya, di dalam jendela Private DNS, ubah pilihan "off" menjadi "private DNS provider hostname" dan pilih DNS yang hendak digunakan dengan memasukkan nama "hostname".
Contoh penyedia DNS publik yang bisa digunakan dapat dilihat di bawah ini, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Digicular, Jumat (24/5/2019).
Oprek DNS Melalui Play Store
Masih menggunakan perangkat dengan versi Android 8 Oreo atau yang lebih lawas? Ada cara lain yang bisa ditempuh dengan memasang aplikasi Cloudflare DNS dari toko aplikasi Play Store.
Cara ini memang lebih gampang dilakukan, tinggal unduh dari Play Store dan instal aplikasinya. Perangkat Android 9 Pie ke atas pun bisa menggunakannya.
Aplikasi sederhana ini akan langsung menyambungkan perangkat ke DNS 1.1.1.1 milik Cloudflare begitu diaktifkan. Ada juga versi iOS di toko aplikasi App Store untuk pengguna iPhone.
Pengertian VPN
Virtual Private Number atau yang lebih akrab disebut VPN memang merupakan suatu koneksi antara satu jaringan dengan jaringan lainnya secara pribadi (private) melalui jaringan publik (internet).
Berikut penjelasan makna dari masing-masing kata pada Virtual Private Network:
- Virtual : hal yang tidak nyata atau semu, di dunia maya/ internet
- Private : hal yang sifatnya pribadi, tidak bisa diakses sembarang orang. Untuk menjaga kerahasiannya dari jaringan publik maka semua data akan di-enkripsi
- Network : jaringan koneksi yang saling terhubung
Dalam pengaplikasiannya di sebuah sistem, VPN terbagi menjadi dua yaitu ada Versi Gratis dan Versi Berbayar. Untuk versi Berbayar biasanya memiliki tingkat security yang lebih ketat agar data seseorang tidak mudah bocor. Namun bagi yang menggunakan versi Gratisan, inilah yang dirasa rentan terjadinya kebocoran data dan informasi pribadi.
Baca juga: Iphone terbaru HANGUS Terbakar saat di Charge sambil Tiduran
7 Dampak Buruk VPN Gratisan
Dilansir dari laman Jalantikus.com bahwa VPN Gratisan sangat rentan dalam penggunaannya bagi netizen untuk melakukan transaksi elektronik. Tidak sedikit kita mendengar kabar bahwa ada yang merasa janggal terhadap smartphonenya setelah menggunakan VPN.
Berikut akan kami ulas mengenai 7 Dampak Buruk VPN Gratisan.
1. Penjualan Data
VPN gratis memiliki resiko yang sangat fatal bagi netizen yaitu adanya kemungkinan penjual data secara ilegal di dunia maya. Tentu ini yang sangat kita takuti, karena kita ingin menjaga kerahasiaan data kita dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Namun, untuk pengguna VPN berbayar rasanya nggak perlu khawatir. Pasalnya, penyedia layanan ini umumnya memiliki aturan lebih ketat dibanding pengguna VPN gratis.
2. Penggunaan IP Sebagai Network Endpoint
Saat menggunakan VPN, mungkin netizen akan merasakan internet menjadi agak lambat?
Hal ini bukanlah menjadi sesuatu yang berbahaya di VPN gratis, namun ini sangat membuat netizen tidak nyaman terhadap layanan internet yang sedang ia gunakan.
Hal ini terjadi karena para penyedia layanan ternyata membatasi besaran data yang bisa anda gunakan saat tersambung dengan jaringan mereka melalui aplikasinya.
Ada pula pembatasan bandwith internet diduga digunakan untuk memakai IP address komputer atau PC anda sebagai Network Endpoint.
Network Endpoint sendiri dapat dikatakan sebagai penjualan bandwith.
Di mana penyedia layanan bakal memindahkan bandwith lebih besar khususnya untuk pengguna yang dianggap lebih menguntungkan.
Dibanding dengan internet yang lemot, Network Endpoint ini justru lebih merugikan bagi netizen.
3. Resiko Serangan Hacker
Dalam penggunaan VPN akses bebas akan terjadi pada komputer Anda untuk bisa menjangkau komputer lain. Nah disaat itulah sistem kemanan VPN gratis akan mudah disusupi oleh Hacker.
Hacker yang berada di jalur tengah komunikasi Anda akan mudah untuk membaca, membajak, mencuri, hingga menyusupi malware di perangkat Anda.
4. Kebocoran Data dan Alamat IP
Kebocoran data dan alamat IP memang menjadi isu yang paling krusial saat anda menggunakan layanan VPN gratis.
Bahkan, studi CSIRO menyatakan bahwa sekitar 84% VPN gratis membuka IPv6 pengguna secara gamblang.
Bukan hanya itu, 60% di antaranya pula membocorkan permintaan DNS, sehingga membuat histori penjelajahan dan lokasi browser terbuka.
Tentu sudah jelas apa akibatnya, kan? Ya, serangan malware dan hacker bakal jadi ancaman.
Baca juga: Temukan Solusi Untuk Kerusakan Iphone Kesayangan Anda Disini
5. Serangan Adware
Bukan hanya Hacker yang mudah menyusup ke perangkat Anda saat menggunakan VPN gratis, Adware (layanan iklan) juga akan membuat perangkat Anda seolah tidak nyaman untuk digunakan.
Banyaknya iklan yang muncul akan membuat perangkat Anda menjadi lambat dan sering diarahkan pada situs-situs yang berbahaya.
Para pemilik aplikasi VPN gratis ini biasanya menggunakan pihak ketiga sebagai jembatan dalam aplikasinya untuk mengarahkan metizen ke situs berbahaya ataupun menampilkan adware yang tidak wajar.
6. Terkontaminasi Malware Berbahaya
Selain adware, isu keamanan akan kontaminasi malware juga banyak dibahas kalangan pengguna VPN gratis.
Menurut studi yang sama, setidaknya ada beberapa penyedia VPN gratis yang disinyalir terkontaminasi malware, seperti Betternet, SuperVPN, dan CrossVPN.
Malware yang menyusup pun umumnya berupa iklan. Hal ini memang menjadi salah satu jalan keluar dari penyedia VPN gratis, di mana dia bisa menghasilkan uang di samping lewat langganan.
Dikarenakan bahaya risiko malware ini, sangat disarankan untuk tidak menggunakan VPN saat mengakses layanan perbankan, seperti internet dan mobile banking.
7. Lacak Aktivitas Online
Masih melansir dari studi VPNMentor, setidaknya ada 72% VPN gratis yang rupanya memasang tracker untuk melacak aktivitas pengguna dan kemungkinan dibagikan pada pihak ketiga.
Ketika data-data tersebut selesai dikumpulkan, data aktivitas diberikan ke pengiklan untuk memasang iklan tertarget kepada pengguna.
Trik Agar Netizen Tetap Nyaman Berselancar di Media Sosial
Agar informasi ini berimbang, Kampung Rumasa memberikan solusi bagi netizen yang ingin tetap merasa nyaman berselancar di dunia maya dan media sosial tanpa harus takut menglami kebocoran data dan retasan dari Hacker.
Sekarang kita akan belajar memahami sisi pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap layanan Whatsapp dan media sosial lainnya. Bahwa yang terjadi saat ini adalah melambatnya transaksi digital di Whatsapp untuk mengunduh dan mengirim gambar, video, suara, ataupun lainnya.
Dengan menggunakan VPN gratis tentu kita sudah tahu 7 dampak buruknya. Untuk itu, Anda harus mencoba menggunakan penyedia DNS resolver publik. DNS alias Doman Name System adalah "buku telepon" internet yang bertugas menerjemahkan alamat URL menjadi alamat IP.
Tujuannya agar perangkat pengguna bisa tersambung ke server situs tujuan. Misalnya, alamat web www.google.com diterjemahkan menjadi alamat IP 172.217.6.238.
Penyedia layanan internet biasanya memiliki DNS sendiri yang bisa "menyensor" alamat situs-situs tertentu, misalnya yang diperintahkan untuk diblokir di sebuah negara. Namun, pengguna internet juga bisa menggunakan DNS lain di luar yang disediakan secara default.
Selain bisa mengakses situs atau layanan yang diblokir, penggunaan DNS alternatif ini juga dapat mengatasi pembatasan fungsi WhatsApp dan media sosial yang diterapkan di Indonesia.
Cara menggunakan DNS publik di Android
Para pengguna Android bisa memilih untuk menggunakan DNS publik secara langsung dari perangkat, tak perlu aplikasi tambahan.
Syaratnya, gadget yang bersangkutan mesti menjalankan Android 9.0 Pie lantaran di versi terbaru itulah Google sudah menerapkan fitur "Private DNS" untuk memilih DNS sendiri.
Cukup buka menu Settings > Network & Internet > Advanced > Private DNS. Atau cari saja kata kunci "Private DNS" lewat kolom search di menu Settings.
Selanjutnya, di dalam jendela Private DNS, ubah pilihan "off" menjadi "private DNS provider hostname" dan pilih DNS yang hendak digunakan dengan memasukkan nama "hostname".
Contoh penyedia DNS publik yang bisa digunakan dapat dilihat di bawah ini, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Digicular, Jumat (24/5/2019).
- Google DNS - 8.8.8.8 (hostname: dns.google)
- Cloudflare DNS - 1.1.1.1 (hostname: 1dot1dot1dot1.cloudfrare-dns.com)
- Quad9 DNS - 9.9.9.9 (hostname: dns.quad9.net)
Oprek DNS Melalui Play Store
Masih menggunakan perangkat dengan versi Android 8 Oreo atau yang lebih lawas? Ada cara lain yang bisa ditempuh dengan memasang aplikasi Cloudflare DNS dari toko aplikasi Play Store.
Cara ini memang lebih gampang dilakukan, tinggal unduh dari Play Store dan instal aplikasinya. Perangkat Android 9 Pie ke atas pun bisa menggunakannya.
Aplikasi sederhana ini akan langsung menyambungkan perangkat ke DNS 1.1.1.1 milik Cloudflare begitu diaktifkan. Ada juga versi iOS di toko aplikasi App Store untuk pengguna iPhone.
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "7 Dampak Buruk VPN Gratisan dan Trik "Oprek DNS" Agar Netizen Tetap Nyaman Berselancar di Media Sosial"
Posting Komentar