Akankah Badak Jawa Punah?
Simbol Kabupaten Pandeglang (Banten) dengan gambar Badak Cula Satu kini harus mendapat perhatian serius. Pasalnya simbol itu kemungkinan akan berubah apabila badak Cula Satu yang dilindungi di TNUK (taman Nasional Ujung Kulon) yang sekaligus menangani Badak Jawa telah punah dan tak ada lagi badak disana. dari data yang kami terima beberapa waktu lalu ternyata jumlah populasi badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) menurut perhitungan pengelola Taman Nasional Ujung Kulon mendekati punah. Saat ini, populasi yang teridentifikasi hanya 35 ekor.
Berdasarkan hasil monitoring pada 2011, dia melanjutkan, populasi badak Jawa diperkirakan kurang dari 60 ekor, dengan 35 ekor yang sudah teridentifikasi. Untuk mengantisipasi kepunahan habitat badak Jawa ini, pengelola TNUK melakukan langkah intensif melalui program JRSCA (Javan Rhino Study and Conservation Area), dengan berupaya meningkatkan jumlah populasi badak Jawa.
“Kami perluas habitat binatang ini, juga melakukan penelitian komprehensif tentang badak Jawa,” ucapnya.
Program nasional pemerintah, Dodi melanjutkan, pada 2015 menargetkan populasi badak Jawa menjadi 75 ekor. Upaya lain untuk menjaga populasi ini yakni memonitoring secara terus-menerus badak Jawa melalui video tracking.
Meski demikian, Dodi mengaku terdapat kendala dalam proses ini. Ia mengeluhkan minimnya jumlah kamera pemantau yang ada.
“Kamera kurang dari 40 buah. Ini menjadikan kami harus bagi dalam dua blok,” ujarnya.
Idealnya, dibutuhkan 120 kamera pemantau untuk semua areal hutan lindung ini. Kamera dipasang di hutan selama 8 sampai 9 bulan.
Soal metode monitoring lain, seperti chip pemantau, ia mengatakan memang selama ini wacana itu sudah berkembang. Namun, terbentur pada adaptasi teknologi yang masih mahal.
Akankah Badak Jawa Punah? ternyata menjadi pertanyaan serius bagi pemerintah dan pengelola di TNUK. Semoga kinerja dalam pemeliharaan badak Jawa bisa ditingkatkan dan nama Badak Jawa atau Badak Cula satu tidak hanya kenangan semata.
Berdasarkan hasil monitoring pada 2011, dia melanjutkan, populasi badak Jawa diperkirakan kurang dari 60 ekor, dengan 35 ekor yang sudah teridentifikasi. Untuk mengantisipasi kepunahan habitat badak Jawa ini, pengelola TNUK melakukan langkah intensif melalui program JRSCA (Javan Rhino Study and Conservation Area), dengan berupaya meningkatkan jumlah populasi badak Jawa.“Kami perluas habitat binatang ini, juga melakukan penelitian komprehensif tentang badak Jawa,” ucapnya.
Program nasional pemerintah, Dodi melanjutkan, pada 2015 menargetkan populasi badak Jawa menjadi 75 ekor. Upaya lain untuk menjaga populasi ini yakni memonitoring secara terus-menerus badak Jawa melalui video tracking.
Meski demikian, Dodi mengaku terdapat kendala dalam proses ini. Ia mengeluhkan minimnya jumlah kamera pemantau yang ada.
“Kamera kurang dari 40 buah. Ini menjadikan kami harus bagi dalam dua blok,” ujarnya.
Idealnya, dibutuhkan 120 kamera pemantau untuk semua areal hutan lindung ini. Kamera dipasang di hutan selama 8 sampai 9 bulan.
Soal metode monitoring lain, seperti chip pemantau, ia mengatakan memang selama ini wacana itu sudah berkembang. Namun, terbentur pada adaptasi teknologi yang masih mahal.
Akankah Badak Jawa Punah? ternyata menjadi pertanyaan serius bagi pemerintah dan pengelola di TNUK. Semoga kinerja dalam pemeliharaan badak Jawa bisa ditingkatkan dan nama Badak Jawa atau Badak Cula satu tidak hanya kenangan semata.
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Akankah Badak Jawa Punah?"
Posting Komentar