Ujung Kulon Bukan Sekedar Suaka Alam Biasa
Sejak Taman Nasional ini menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1992, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini. Ujung Kulon memiliki potensi ekosistem tinggi dan keutuhan reproduksi badak bercula satu. Namun dengan seiringnya kehidupan masyarakat dunia saat ini Ujung Kulon dikenal tak sekedar suaka alam biasa.
Keanekaragaman hayati serta potensi hidup badak bercula satu memang menjadi perhatian besar pemerintah Indonesia, khususnya Kab. Pandeglang sendiri yang memiliki tempat tersebut. Kinerja selaku badan pemerintah untuk promosi kepada dunia tentang badak bercula satu yang berada di Indonesia memang terbilang belum mencapai titik puncak dan seolah hal ini belum mendapatkan perhatian serius dari badan pengelolanya.
Walau begitu, ternyata Ujung Kulon bukan sekedar suaka alam biasa. Ujung Kulon sudah mulai dikenal ternyata melalui banyak media internet melalui perseorangan (Blogger) dan tidak mengatas namakan pemerintah. Inilah sebuah apresiasi yang sebenarnya harus dipertimbangkan oleh pemerintah untuk menunjang sebuah fasilitas yang baik dalam perkembangan teknologi.
Saat beberapa rekan sesama blogger di negara lain mengomentari tulisan saya tentang Ujung Kulon, ternyata mereka menyimpan sebuah rasa ingin tahu yang begitu dalam terhadap Ujung Kulon dan harapan mereka untuk bisa datang mengunjungi Taman Nasional Ujung Kulon tersebut. Karena mereka tahu bahwa Ujung Kulon bukan sekedar suaka alam biasa.
Keanekaragaman hayati serta potensi hidup badak bercula satu memang menjadi perhatian besar pemerintah Indonesia, khususnya Kab. Pandeglang sendiri yang memiliki tempat tersebut. Kinerja selaku badan pemerintah untuk promosi kepada dunia tentang badak bercula satu yang berada di Indonesia memang terbilang belum mencapai titik puncak dan seolah hal ini belum mendapatkan perhatian serius dari badan pengelolanya.
Walau begitu, ternyata Ujung Kulon bukan sekedar suaka alam biasa. Ujung Kulon sudah mulai dikenal ternyata melalui banyak media internet melalui perseorangan (Blogger) dan tidak mengatas namakan pemerintah. Inilah sebuah apresiasi yang sebenarnya harus dipertimbangkan oleh pemerintah untuk menunjang sebuah fasilitas yang baik dalam perkembangan teknologi.
Saat beberapa rekan sesama blogger di negara lain mengomentari tulisan saya tentang Ujung Kulon, ternyata mereka menyimpan sebuah rasa ingin tahu yang begitu dalam terhadap Ujung Kulon dan harapan mereka untuk bisa datang mengunjungi Taman Nasional Ujung Kulon tersebut. Karena mereka tahu bahwa Ujung Kulon bukan sekedar suaka alam biasa.
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Ujung Kulon Bukan Sekedar Suaka Alam Biasa"
Posting Komentar